berapa jumlah suara yang dibutuhkan calon legislatif untuk menjadi legislatif 2009

TEMPO Interaktif, Jakarta: Pemilihan umum tinggal lima bulan lagi. Banyak kritik dialamatkan ke Komisi Pemilihan Umum. Sejumlah kalangan, termasuk Dewan Perwakilan Rakyat, ragu pemilu bakal sukses. Namun Ketua Komisi Pemilihan Umum Abdul Hafiz Anshary menyatakan, ”Insya Allah, semuanya lancar.” Mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan itu tampak tetap optimistis.

Dibanding Ketua Komisi Pemilihan Umum periode sebelumnya, Hafiz terkesan lebih ”pendiam”. Ia bahkan mengabaikan sejumlah kritik yang kerap muncul di media massa. ”Menurut pengamatan kami, yang mengkritik hanya orang yang itu-itu saja,” kata guru besar sejarah peradaban Islam di Institut Agama Islam Negeri Antasari, Banjarmasin, itu.

Dengan jumlah peserta lebih banyak, Pemilu 2009 akan berbeda dari pemilu sebelumnya. ”Teknisnya jauh lebih rumit. Itu yang perlu dipahami,” ujar Hafiz. Ada pula ancaman lain: menurunnya partisipasi pemilih. Akhir November lalu, Arif Kuswardono, Gabriel Titiyoga, dan Cornila Desyana dari Tempo mewawancarai Hafiz di kantor Komisi Pemilihan Umum di Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat.

Bagaimana persiapan pemilihan umum yang tinggal lima bulan lagi?
Ada beberapa hal terkait persiapan pemilihan umum. Pertama perencanaan. Sejak awal, program kita disusun sampai tahap pelaksanaan dan pascapemilu. Jadi, bila ada masalah, tinggal melakukan penyesuaian. Tapi kita konsisten—dalam bahasa saya—pada porosnya. Poros itu, misalnya, pada 1 Oktober 2009 Dewan Perwakilan Rakyat harus dilantik. Sebab, undang-undang tidak mengatur soal kekosongan masa jabatan Dewan. Pada 20 Oktober, presiden terpilih harus dilantik. Empat belas hari sebelumnya, presiden baru harus sudah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum. Satu hari saja tertunda, akan terjadi kekosongan kekuasaan.

Bagaimana persiapan personalia?
Menyangkut organisasi dan personalia, pada dasarnya yang melaksanakan pemilu adalah KPU dengan jajaran pemerintah, hingga tingkat pemerintah kota atau kabupaten. Di KPU pusat, personelnya telah dilantik hingga eselon yang paling bawah. Di daerah ada 30 KPU provinsi yang sudah dilantik. Dua provinsi belum dilantik karena masih dalam proses pemilihan ketua, yaitu Jawa Timur dan Kalimantan Timur. Di Papua Barat, masa jabatannya baru berakhir April nanti. Jadi, untuk yang satu ini, masa jabatannya diperpanjang.

Bagaimana dengan pengadaan logistik?
Menyangkut bilik suara dan kotak suara, yang telah tersedia 60-70 persen dari kebutuhan. Masih dibutuhkan 30-40 persen tambahan. Soal ini, KPU daerah yang mengurusnya. Yang ditangani KPU pusat itu hanya surat suara, segel, dan tinta. Sampul, formulir, dan alat pemberian suara ditangani daerah. Hanya ada sedikit masalah, tapi bisa berdampak serius. Anggaran untuk logistik ini tersedia di anggaran 2008, yang berakhir Desember. Padahal proses pelaksanaannya melewati batas transisi tahun anggaran, antara 2008 dan 2009. Menurut sistem anggaran kita, anggaran 2008 tidak bisa diambil atau diproses pada 2009. Jumlah anggarannya besar sekali, karena termasuk anggaran KPU daerah. Sekitar Rp 3,7 triliun. Kami sedang meminta bantuan pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat agar bisa mendapat dispensasi.

Ada kendala dengan jumlah partai yang begitu banyak?
Bagi pemilih, semakin banyak partai semakin banyak pula calon yang dicantumkan pada kertas suara. Itu membuat mereka semakin sulit membuat pilihan. Mereka cenderung lupa nomor urut calonnya. Di bilik suara, mereka harus mencari nama calonnya di antara 456 nama di kertas suara. Apalagi bila pemilih hanya mengenal nama dan wajah calon, sedangkan nomor dan partainya lupa. Berapa lama dia harus berada di bilik suara? Untuk dewan perwakilan rakyat daerah, jumlah calon anggota legislatif per daerah pemilihan boleh diusulkan sampai 120 persen dari maksimal 12. Jadi, satu partai bisa mengajukan maksimal 15 calon, dikali 38 partai, maka jumlahnya lebih dari 500 calon. Apalagi Aceh, yang memiliki enam partai lokal. Orang berpendidikan saja sulit mencari, apalagi yang baru belajar baca-tulis.

Kertas suaranya pasti besar sekali….
Soal kedua adalah pembuatan surat suara. Seperti penempatan partai pada kertas suara. Semua partai ingin dicantumkan di pinggir atau deretan atas kertas. Lipatan kertas juga tidak boleh melewati nama calon atau gambar partai. (Hafiz kemudian mengambil contoh kertas suara yang ternyata berukuran hampir sebesar daun jendela.) Yang paling sulit adalah penghitungan suara. Dulu, waktu dicoblos, mudah dilihat. Tapi sekarang dicontreng. Untuk mencari yang dicontreng, harus dilihat oleh satu orang dulu, baru ditunjukkan kepada saksi. Itu butuh waktu lama dalam penghitungan suara.

Bisa-bisa penghitungan suara baru selesai tengah malam….
Sewaktu simulasi di Papua atau Aceh, waktu yang dihabiskan dari pemanggilan, masuk bilik suara, hingga pencoblosan mencapai 8 menit. Kalau kita rata-ratakan satu orang empat menit saja, bila di sebuah tempat pemungutan suara maksimal 500 sesuai dengan ketentuan, maka 500 dikali 4 menit hasilnya 2.000 menit. Itu hanya untuk memberikan suara. Untuk waktu penghitungan, dari simulasi di beberapa daerah dengan pemilih 329 orang, baru berakhir pukul 6 sore dan hanya mampu menghitung untuk DPR dan Dewan Perwakilan Daerah. Padahal yang dipilih ada empat: DPR RI, DPD, DPRD I, dan DPRD II. Penghitungan baru selesai malam hari. Ini problem paling berat, dan kami sedang mencari jalan keluarnya.

Jumlah pemilih sejak 1999 semakin berkurang. Apa yang dilakukan Komisi untuk mencegah minimnya partisipasi?
Saya melihat banyak faktor penyebabnya. Bisa karena partai tidak lagi dipercayai masyarakat untuk membawa perubahan. Bisa calon yang dipasang partai mungkin tidak dipercaya. Begitu banyak kasus di lembaga perwakilan kita yang menimbulkan antipati masyarakat. Dari sudut penyelenggara, bisa tidak KPU-nya sendiri, dari pusat sampai daerah, dipercayai masyarakat?

Apakah sosialisasi yang dilakukan Komisi bisa meningkatkan partisipasi masyarakat?
Yang dibutuhkan itu pembuktian. Dan peran media sangat besar. Saya sangat terusik ketika KPU mendapat serangan dari berbagai pihak. Ada beberapa keputusan KPU yang dinilai tidak produktif. Itu akan berpengaruh pada kepercayaan masyarakat. Kita sudah berusaha maksimal dengan mengedepankan realita dan kejujuran, sesuai dengan undang-undang.

Itu sebabnya Anda memilih mengubah kembali daftar pemilih tetap?
Untuk daftar pemilih tetap, ada dua pilihan. Konsisten dengan pengumuman KPU 2 Oktober lalu, sebanyak 170 juta sekian itu, hanya dengan tambahan Papua Barat dan luar negeri, aman itu. Tapi realita di lapangan, sekitar 710 ribu tidak ada orangnya. Ini karena kesalahan data teman-teman di daerah. Pilih mana? Yang riil atau konsisten dengan yang pertama demi nama baik? Saya berpendapat yang riil dan jujur itu lebih utama.

Bukannya undang-undang mengatur pengumuman daftar pemilih tetap hanya boleh sekali?
Tidak ada klausul yang menyatakan daftar itu tidak boleh ditetapkan hingga dua kali. Surat keputusan kami berbunyi, apabila ada kesalahan dan kekeliruan di kemudian hari, akan ditentukan sebagaimana mestinya. Kalau kita bertahan, bukan hanya dihantam, tapi kami bisa dipidana. Contohnya di Kabupaten Konawe Selatan (salah satu kabupaten di Sulawesi Tenggara), ada 425 ribu penduduknya, kenyataannya hanya 126 ribu orang. Mereka salah menjumlah karena digabungkan dengan kabupaten induk, sebelum dipisah. Ada juga yang salah entry data, seperti Karang Asem (Bali).

Bagaimana dengan masyarakat yang sampai sekarang mengaku tidak terdaftar?
Itu memang menjadi masalah. Padahal sudah berbulan-bulan pendaftaran dibuka dan diperpanjang terus. Begitu diumumkan, ada yang mengadu, akhirnya diubah. Saat diubah itu masih ada yang mengatakan belum terdaftar juga, diubah lagi. Akhirnya kami bertanya-tanya: ada apa ini? Apakah ada skenario besar untuk melemahkan posisi KPU? Karena itu, pada 22 November, saya mengatakan tidak akan ada perubahan lagi hingga pengumuman suara karena inilah daftar yang terakhir. Saya menginginkan tidak ada masyarakat yang tidak terdaftar. Sudah diumumkan berkali-kali di daerah, tetap saja seperti ini.

Bagaimana dengan daftar calon anggota legislatif yang diprotes terus oleh beberapa partai. Apa sebenarnya acuan Komisi?
Kami bekerja berdasarkan undang-undang. Pegangan KPU adalah legal formal. Kalau ada dualisme pengurus partai, mana yang sah? Berdasarkan Undang-Undang Penyelenggara Pemilu, diatur dalam setiap pergantian kepengurusan, nama dan lambang partai itu harus dilaporkan ke Departemen Kehakiman untuk pengesahan. Itu pegangannya.

Sosialisasi pemilu dinilai kurang mengena. Bagaimana sebenarnya sosialisasi yang dilakukan Komisi selama ini?
Hampir tiap bulan kami melakukan sosialisasi ke daerah, bekerja sama dengan Departemen Komunikasi dan Informatika. Kami buat pertemuan di lapangan, kami gelar kesenian tradisional, mengundang ribuan orang. Kami juga menyebarkan sekian banyak bahan cetakan tentang peraturan dan undang-undang. Orang mengukur sosialisasi dari tampilan di televisi dalam bentuk iklan. Itu yang jadi masalah. Padahal, untuk iklan 30 detik sepuluh kali tayang dalam satu bulan, enggak cukup satu miliar uangnya. Komisi provinsi hanya mendapat jatah (dana) sosialisasi Rp 100 juta per tahun. Kabupaten/kota mendapat jatah Rp 50 juta setahun. Itu termasuk untuk pengumuman daftar calon sementara dan tetap. Padahal, sekali mengumumkan di koran daerah saja, berapa puluh juta? Kemarin butuh Rp 3 miliar untuk pengumuman di koran dan televisi.

Sosialisasi pemilu di luar negeri juga mengundang kritik. Seberapa penting sosialisasi semacam itu?
Buktinya kan daftar pemilih tetap tertunda? Merasa ada masalah enggak bangsa ini? Gara-gara kita lengah ke luar negeri, sampai sekarang dikatakan ada 3-4 juta pemilih di luar negeri, tapi yang terdata cuma 1,5 juta orang. Di Indonesia, hampir di tiap tahapan kami adakan rapat dan sosialisasi ke panitia pemilihan di daerah. Pertanyaannya: apakah panitia pemilihan luar negeri bukan bagian dari kita? Ada 117 panitia di berbagai perwakilan kita di luar negeri. Untuk mudahnya, mereka lalu diundang di 14 titik di dunia. Satu titik itu untuk 9-10 panitia. Misalnya Kuala Lumpur untuk wilayah Brunei, Sarawak, Sabah, Johor, dan sebagainya ditambah Thailand dan Singapura. New York untuk Washington, Vancouver, Los Angeles, dan lainnya.

Kenapa mereka tidak diundang saja ke Jakarta?
Kami berpendapat perlu melihat dulu kenyataan di lapangan. Selain itu, biayanya lebih ringan. Tapi masyarakat menilainya tidak seperti itu. Malah dinilai pelesiran…, sudah divonis langsung. Yang dikhawatirkan KPU, kelak ada lagi yang menuntut karena lengah terhadap pemilih luar negeri. Saya sampai bertanya, katakanlah ke Hong Kong, Brunei, Malaysia, berapa besar biayanya dibanding ke Papua? Berapa harga tiketnya? Tapi orang-orang enggak pernah mempersoalkan ketika kami ke Papua, karena masih di dalam negeri. Tapi saya berpikir positif bahwa kami harus hati-hati.

Mengenai pemilihan presiden, bagaimana persiapan Komisi?
Ada kemungkinan calonnya lebih banyak ketimbang pemilihan presiden 2004. Kalau syarat partai politik untuk mengajukan calon itu minimal memiliki kursi 20 persen di DPR, atau 25 persen suara sah secara nasional, maksimal (calon) kan cuma lima pasang? Dan jumlah pas 20 persen itu hampir 90 persen enggak bisa dilaksanakan. Sebab, mencari partai yang punya 20 persen kursi di DPR itu berat. Partai harus berkoalisi nantinya. Partai A mendapat 15 persen kursi, partai B mendapat 10, akhirnya bergabung, maka pasangannya bisa kurang dari lima. Secara teknis, pemilihan presiden tidak terlalu berat, karena sedikit. Yang paling rumit ya legislatif tadi.

Mengapa partai-partai dan Dewan Perwakilan Rakyat sering bersuara keras terhadap Komisi?
Ya, karena itu tadi, mereka lebih banyak dipengaruhi oleh pemberitaan, yang sudah bercampur antara opini dan fakta. Judulnya saja sudah opini. Misalnya ”Komisi Pelesiran ke Luar Negeri”. Padahal apa bedanya orang melakukan tugas ke luar negeri dengan pelesiran? Itu kan harus jelas.

Bukankah Komisi sering ditegur oleh Badan Pengawas Pemilu?
Itulah yang muncul di koran. Memang ada beda tafsir antara Komisi dan Badan. Makanya saya bilang kita perlu duduk bersama untuk menafsirkannya. Jangan nanti Komisi sudah keluar, dibilang salah. Misalnya tentang foto. Wajibkah foto itu dicantumkan oleh calon anggota legislatif? Menurut Komisi, foto tidak masuk persyaratan. Terlambat menyerahkan pun tidak apa-apa. Tapi mereka bilang foto harus ada. Lalu muncul di berita, Komisi sudah melanggar, ada calon anggota legislatif tanpa foto tapi diterima, ha-ha-ha….

Apa jaminan pemilu nanti bisa fair jika di beberapa pemilihan kepala daerah Komisi daerah terbukti tidak netral?
Memang masih ada Komisi daerah yang terindikasi tidak netral. Itu yang kami coba benahi. Kalau perlu diberhentikan, seperti di Kota Manado, yang diberhentikan oleh Komisi provinsinya. Tapi saya mendapat laporan, Komisi provinsinya juga bermasalah. Di Maluku Utara, panitia pemilihan kecamatan malah bukan lagi penyelenggara pemilu, tapi sudah jadi tim sukses. Sewaktu mereka diundang ke sini untuk memberikan penjelasan, malah membela calon gubernur masing-masing. Tapi mereka dipilih kan sebelum periode saya? Semoga sekarang lebih baik. Frekuensi konsolidasi dan pertemuan kami juga cukup tinggi. Kami punya kode etik, tidak boleh memihak, nonpartisan, independen. Bahkan kami memperjuangkan agar honorarium mereka lebih baik daripada sebelumnya, meski sangat kecil. Itu untuk mengantisipasi godaan dan rayuan dari pihak lain yang membuat mereka berbuat tidak benar.

Bagaimana dengan permintaan Direktur Jenderal Pajak agar penyumbang partai melampirkan nomor pokok wajib pajak?
Semula saya bilang, enggak usahlah pakai nomor pokok wajib pajak, karena kasihan juga orang nyumbang Rp 10 ribu harus mencantumkan NPWP… repot. Tapi ini kan untuk sumbangan Rp 20 juta ke atas. Memang akan ada reaksi. Pengalaman saya selama ini, keputusan yang diambil Komisi, apa pun bentuknya, pasti ada reaksi.

Anda yakin nanti akan terselenggara pemilu yang kredibel?
Insya Allah. Kita sudah berusaha maksimal ke arah sana. Jajaran kami sudah disiapkan ke arah sana.

dana kampanye yg dibutuhkan caleg



Dana Caleg Minimal Rp 150 Juta
Date: Saturday, November 08 @ 10:52:17 WIT
Topic: Berita


Untuk Ikut Pemilu
Legislatif 2009

JAMBI – Tidak bisa dipungkiri, masalah finansial menjadi salah satu faktor penting bagi pencitraan seorang calon anggota legislatif (caleg) agar terpilih. Faktor finansial yang kuat diakui sejumlah pihak merupakan syarat mutlak bagi partai dan caleg untuk berhasil mendulang suara pada Pemilu 2009. Mahalnya harga jabatan wakil rakyat itu setidaknya terlihat dari berbagai aktivitas dukungan yang dilakukan partai dan caleg saat ini.

Sebut saja untuk biaya promosi pencitraan melalui iklan, baliho, atribut, sosialisasi, dan biaya operasional. Belum lagi dana taktis lain yang harus dikeluarkan saat hendak melakukan interaksi sosial ke tengah masyarakat.

Ketua DPD I Golkar Provinsi Jambi Zoerman Manap mengakui, persoalan finansial menjadi keharusan bagi seorang caleg. “Minimal seorang caleg harus menyiapkan dana sebesar Rp 150 hingga Rp 250 juta,” ujarnya.

Hanya saja, kata Zoerman, besar-kecilnya biaya yang dikeluarkan tergantung bagaimana menyosialisasikan diri ke tengah masyarakat. Dalam sosialisasi, kata Zoerman, tentu diperlukan atribut seperti kalender, spanduk, baliho, stiker, dan atribut lain.

Namun tetap saja faktor lain tak bisa diabaikan untuk bisa terpilih, seperti ketokohan, figur, basis massa, dan “jualan politik” yang terus-menerus dilakukan. Yang tak kalah penting, kata ketua DPRD Provinsi Jambi itu, biaya konsumsi, akomodasi, dan transportasi pun harus dipikirkan.

Berapa dana yang disiapkan Zoerman? Dia tidak mau menyebutkan dana yang telah disiapkan untuk menjadi anggota DPRD Provinsi Jambi kali kedua ini. “Itu rahasia, yang jelas ada nominalnya. Tidak etis saya sebutkan. Ya, pokoknya secukupnyalah. Tetapi yang jelas, seperti saya sebutkan tadi (Rp 150 juta hingga Rp 250 juta) merupakan keharusan,” ujarnya.

Ditanya berapa dana setoran caleg kepada partai dan ke mana dana itu akan dialokasikan? Zoerman tidak mau menyebutkan. Namun Wakil Ketua DPD I Golkar Provinsi Jambi Azizah Daryati Uteng pernah menyatakan, menjadi seorang caleg banyak kriteria yang harus dipenuhi.

Soal kabar menjadi seorang caleg membutuhkan dana yang tidak sedikit, bahkah harus menyetor sejumlah dana ke parpol, Umi tidak menepis. Umi sendiri saat menjadi anggota DPRD Provinsi Jambi pada Pemilu 2004 harus menyetor dana Rp 50 juta ke partai.

Tapi, menurut Umi, dana itu bukan untuk partai, tetapi untuk kepentingan sosialisasi partai, termasuk honorarium petugas dan saksi-saksi yang ditempatkan di TPS. Lantas bagaimana untuk DPR RI? Menurut Umi, pada zaman dia dulu, sekitar Rp 100 juta per caleg. “Itu tadi dananya bukan untuk parpol, melainkan untuk kepentingan kita; untuk petugas dan saksi,” ujarnya.

Sedangkan untuk pencalegan DPRD kabupaten/kota, menurut Umui, tergantung kebijakan masing-masing daerah. “Kalau daerah Umi tidak tahu. Kalau pengalaman Umi dulu seperti itu,” ujarnya.
Sekretaris DPW PAN Provinsi Jambi Khairul Naim Anik mengakui hal itu. Alokasi dana, kata dia, di antaranya untuk biaya kampanye, pembelian atribut, biaya saksi, anggaran logistik, dan operasional lainnya.

Sayang, caleg DPR RI dapil Provinsi Jambi itu enggan menyebutkan berapa nominal yang harus dipersiapkan partainya. Dia berdalih saat ini masih dalam proses membuat rencana anggaran biaya (RAB) pemenangan. “Saya belum bisa menyebutkan nominalnya berapa, karena kita masih dalam proses membuat RAB-nya,” ujarnya diplomatis.

Wakil ketua DPRD Provinsi Jambi itu menyebutkan, biaya operasional pemenangan partai di antaranya diperoleh dari sumbangan pokok para anggota DPRD ke partai dengan rasio 10 persen dari pendapatan yang diperoleh anggota DPRD setiap bulan. Kemudian sumber dan sumbangan pihak lainnya dalam batasan tidak melanggar undang-undang. “Akumulasi dari sumbangan anggota DPRD itulah yang akan kita jadikan modal operasional,” sebutnya.

Disinggung mengenai jumlah persiapan finansial yang harus disiapkan masing-masing caleg agar sukses mendulang suara, menurutnya bervariasi antara satu caleg dengan caleg lain. “Lain orang lain caranya,” jelasnya.

Jika harus merujuk ke Pemilu 2004, Khairul mengaku sempat menghabiskan dana Rp 100-an juta. Dana pribadi itu merupakan biaya operasional kampanye dan sosialisasi.

Hal yang hampir sama dikatakan Ketua DPD PDIP Provinsi Jambi Irsal Yunus. Caleg DPR RI daerah pemilihan Provinsi Jambi tersebut tidak membantah adanya sumbangan dari masing-masing caleg untuk kepentingan partai dalam menghadapi pemilu mendatang.

Sama dengan Khairul, Irsal mengaku tidak ada batasan dan besaran sumbangan yang diberikan caleg kepada partai. Suami Agneta Singedekane itu pun tidak mengetahui berapa besar dana yang harus dikeluarkan para caleg untuk mendapatkan kursi. “Saya pikir setiap orang tidak sama. Ibarat biayanya sepuluh, mungkin ada yang sanggup lima, delapan, atau penuh,” ujarnya.

Irsal mengaku, dalam setiap daerah pemilihan, dana yang harus dikeluarkan berbeda. “Tentunya caleg untuk DPRD Sarolangun tidak sama dengan caleg DPRD Kota Jambi. Ya tergantung daerahlah,” terangnya.
Bagaimana persiapan Irsal sendiri? Dia tidak mau berkomentar banyak. “Ya, namanya siap maju DPR RI, tentunya ada dana yang harus kita persiapkan,” ujar Irsal.

Ketua DPW PKS Provinsi Jambi Henri Masyhur pun menyatakan hal serupa. Meski tidak menyebut finansial sebagai faktor mutlak terkait sukses-tidaknya caleg dalam mendulang suara, kekuatan finansial diakui memberikan pengaruh besar terhadap hasil perolehan suara.

PKS, kata dia, setidaknya harus memiliki kekuatan modal finansial minimal Rp 2 miliar untuk membiayai pemenangan PKS se-Provinsi Jambi pada Pemilu 2009. Dana itu dialokasikan untuk membiayai segala hal berkenaan dengan kerja-kerja politik dan sosialisasi partai termasuk caleg, di antaranya transportasi, pembuatan baliho, spanduk, iklan, atribut, serta biaya taktis lain yang berkenaan dengan pemenangan partai. “Kalau biaya secara keseluruhan (se-Provinsi Jambi, red) minimal kita harus persiapkan sekitar Rp 2 miliar,” ujarnya.

Sedangkan untuk biaya yang harus dimiliki setiap caleg, tidak ada ukuran baku, tergantung pengelolaan dan manajemen caleg bersangkutan. “Kalaupun harus dihitung, bagi ukuran PKS mungkin Rp 20 sampai Rp 100 juta-an,” katanya. “Kalau waktu saya maju pada Pemilu 2004, secara pribadi hanya mengeluarkan biaya sebanyak kurang-lebih Rp 5 juta. Namun banyak kader, simpatisan, dan caleg lain yang turut membantu, misalnya menyumbangkan atribut kampanye dan lainnya. Jadi habislah Rp 100 juta-an,” terangnya.

Untuk biaya operasional pemenangan partai, lanjut Henri, diperoleh dari sumber dana pemasukan yang jelas, yakni dari sumbangan sukarela para caleg, kader, simpatisan, serta sumbangan pendapatan anggota DPRD dari PKS dan sumbangan halal lain yang diperoleh dan dikeluarkan secara terbuka. “Artinya, dana itu jelas dari mana asal dan sumbernya dan bisa diaudit,” jelasnya.

Sebagai partai dakwah, PKS memberlakukan kader dan para caleg sama rata meski sumbangan yang disalurkan ke partai sifatnya bervariasi. “Sebelum menyumbang kita menjelaskan berapa alokasi yang dibutuhkan selanjutnya. Para caleg dengan suka rela menyumbang,” tukasnya.

Menurut Henri, untuk mengikuti Pemilu 2009, tercatat kurang-lebih sekitar 270-an caleg yang bakal ikut bersaing memperebutkan kursi di DPRD kabupaten/kota. Tercatat juga 54 caleg bakal ikut bersaing menjadi anggota DPRD Provinsi dan beberapa orang ikut mendaftar sebagai caleg untuk DPR RI. “Nah, kita tinggal hitung saja berapa kalkulasi sumbangan sukarela dari para caleg itu, ditambah lagi sumbangan dari kader yang jumlahnya mencapai 6.000-an kader serta sumbangan lain dari simpatisan,” jelasnya.(aki/adi)






This article comes from Jambi Independent Online
http://jambi-independent.co.id/home

The URL for this story is:
http://jambi-independent.co.id/home/modules.php?name=News&file=article&sid=10057

Membuat Grafik Ms. Exel

Membuat Grafik Di Microsoft Excel

Data pada lembar kerja bisa ditampilkan dalam bentuk grafik untuk memudahkan pembacaan. Excel 2000 menyediakan fasilitas pembuatan grafik.



1. Pembuatan Grafik dengan Chart Wizard



Pembuatan grafik dari data merupakan salah satu cara dalam mempermudah pembacaan, karena gambar diibaratkan bisa melukiskan segala sesuatu secara lebih terperinci.

Pembuatan grafik pada Excel 2000, dapat dilakukan dengan dua alternatif yaitu : melalui icon Chart Wizard pada toolbar.



Adapun langkah-langkah yang diperlukan untuk membuat grafik melalui icon Chart Wizard ialah :

1. Sorot sel atau range sel yang ingin dibuat grafik.

2. Klik icon Chart Wizard. Tampil kotak dialog Chart Type.

3. Klik Standard Types. Klik tipe grafik yang diinginkan pada Chart Type dan klik jenis grafik pada Chart sub-type.

4. Klik Costum Types untuk memilih tipe grafik yang bervariasi. Klik tipe grafik yang diinginkan pada Chart Type.

5. Klik Next. Tampil kotak dialog Chart Source Data.

6. Pada tampilan terlihat range data yang telah disorot dan klik radiobutton Rows atau Columns yang diinginkan. Klik Next. Tampil kotak dialog Chart Options.

7. Pada Chart Options, Anda bisa mengetik judul, label, dan tabel. Tetapi yang sering dilakukan pada tahap ini adalah judul.

8. Ketik judul grafik pada kolom Chart Title, judul sumbu X dan Y.

9. Setelah itu klik Next. Tampil kotak dialog Chart Location.

10. Anda bisa memilih tempat untuk grafik. Klik radiobutton As new sheet untuk meletakkan grafik pada lembar kerja baru atau As object in untuk meletakkan grafik pada lembar kerja yang sama dengan letak datanya.

11. Klik Finish. Grafik yang ditempatkan di lembar kerja.



2. Pemilihan Tipe Grafik



Pada saat pembuatan grafik, tipe grafik yang dipilih mungkin sesuai pada saat itu. Pada suatu saat Anda memerlukan grafik dengan data yang sama, tetapi bentuk grafiknya berbeda. Dalam hal ini Anda hanya perlu mengubah tipe grafiknya.

Anda bisa memilih tipe grafik yang diinginkan, sesuai kebutuhan dan selera. Untuk memilih tipe grafik pada Excel 2000 secara praktis, tersedia dua alternatif, yaitu : melalui menu local dan menu Chart.



Untuk mengubah tipe grafik melalui local menu, diperlukan prosedur di bawah ini :

1. Klik pada grafik untuk mengaktifkan grafik.

2. Klik tombol kanan mouse pada grafik yang ada. Tampil local menu.

3. Klik Chart Type. Tampil kotak dialog Chart Type.

4. Pilih tipe grafik yang diinginkan dan klik OK. Tipe grafik yang sekarang ditampilkan di lembar kerja adalah tipe yang baru dipilih.



Jika pemilihan grafik ingin dilakukan melalui menu Chart, maka prosedur yang diperlukan ialah :

1. Klik grafik untuk mengaktifkannya.

2. Aktifkan menu Chart.

3. Klik Chart Type, sehingga tampil dialog Chart Type.

4. Pilih tipe grafik yang diinginkan dan klik OK. Tipe grafik yang sekarang ditampilkan di lembar kerja adalah tipe yang baru dipilih.



3. Pengubahan Ukuran Grafik



Ukuran grafik yang ditampilkan pada lembar kerja mungkin belum sesuai dengan kebutuhan, maka perlu dilakukan pengubahan terhadap ukurannya.

Dimana untuk mengubah ukuran grafik yang terdapat pada lembar kerja, laksanakan prosedur sebagai berikut :

1. Klik pada grafik, hingga ditampilkan tanda bingkai pada grafik.

2. Letakkan pointer pada kotak berwarna hitam pada bingkai.

3. Klik tombol kiri mouse dan jangan dilepas.

4. Letakkan pada sel sesuai ukuran grafik yang diinginkan.

cara menghidden sheet

  1. Menyembunyikan sheet di MS Excel
  2. Penemuan gue yang ini ini mungkin biasa banget kali buat para pengguna MS Excel sejati, tapi gue baru tau hari ini gimana caranya meng-hide seluruh sheet. Gue udah tau sih, bahwa sheet bisa dihide, tapi belom pernah tau tepatnya gimana caranya.
    Caranya adalah:
    klik 'Format'>'Sheet'>'Hide'. Sebaliknya, kalo mau munculin lagi, tinggal klik 'Format'>'Sheet'>'Unhide'
    Fungsi ini, digabung dengan fungsi protect workbook, bisa melindungi sheet yang berisi rumus rahasia seperti yang dipake di file quiz lucu2an ini.Pengguna file yang nggak tau password protectionnya nggak akan bisa tau apa rumus yang dipake untuk ngitung quiz itu.

cara menghidden sheet

  1. Menyembunyikan sheet di MS Excel
  2. Penemuan gue yang ini ini mungkin biasa banget kali buat para pengguna MS Excel sejati, tapi gue baru tau hari ini gimana caranya meng-hide seluruh sheet. Gue udah tau sih, bahwa sheet bisa dihide, tapi belom pernah tau tepatnya gimana caranya.
    Caranya adalah:
    klik 'Format'>'Sheet'>'Hide'. Sebaliknya, kalo mau munculin lagi, tinggal klik 'Format'>'Sheet'>'Unhide'
    Fungsi ini, digabung dengan fungsi protect workbook, bisa melindungi sheet yang berisi rumus rahasia seperti yang dipake di file quiz lucu2an ini.Pengguna file yang nggak tau password protectionnya nggak akan bisa tau apa rumus yang dipake untuk ngitung quiz itu.

sosiologi

ARTIKEL PELAJARAN SOSIOLOGI

SOSIOLOGI adalah pelajaran yang membahas tentang hal-hal yang ada di tengah-tengh kehidupan masyarakat sosial. Sebagai contoh pertama, pelajaran ini membahas tentang STRATIFIKASI SOSIAL dan ini berfungsi untuk:
menjelaskan seseorang pada tempat tempatnya dalam masyarakat
terjadinya distribusi penghargaan
terjadinya ketertiban dan penertiban sosial yang terlembaga dalam suatu masyarakat


contoh kedua, tentang KONFLIK; ialahketidak cocokan antara individu dengan individu lainya, sehingga terjadi pertikaian.

AKIBAT-AKIBAT KONFLIK;
kuatnya rasa solidaritas antara sesama dalam suatu kelompok
hancurnya atau rusaknya harta benda
terjadinya perubahan kepribadian
rusaknya atau hancurnya suatu kesatuan/kelompok


Macam-Macam konflik ada dua, DISKRUTIF(konflik yang mengakibatkan kerusakan), KONSTRUKTIF(konflik yang bersifat membangun).

Faktor-Faktor Penyebab terjadinya Keanekaragaman Flora Dan Fauna di Dunia
Keanekaragaman flora dan fauna di suatu wilayah tidak terlepas dari dukungan kondisi di wilayah itu. Ada tumbuhan yang hanya dapat tumbuh di daerah yang beriklim tropis, dimana banyak curah hujan dan sinar matahari, dan ada yang hanya dapat tumbuh di daerah yang dingin dan lembab. Kita tentu tidak pernah melihat pohon Meranti atau Anggrek tropik pada daerah dingin di daerah tundra. Dukungan kondisi suatu wilayah terhadap keberadaan flora dan fauna berupa faktor-faktor fisik (abiotik) dan faktor non fisik (biotik). Tahukah Anda, apa saja yang termasuk abiotik dan biotik? Yang termasuk faktor fisik (abiotik) adalah iklim (suhu, kelembaban udara, angin), air, tanah, dan ketinggian, dan yang termasuk faktor non fisik (biotik) adalah manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan.

a. Iklim
Faktor iklim termasuk di dalamnya keadaan suhu, kelembaban udara dan angin sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan setiap mahluk di dunia. Faktor suhu udara berpengaruh terhadap berlangsungnya proses pertumbuhan fisik tumbuhan. Sinar matahari sangat diperlukan bagi tumbuhan hijau untuk proses fotosintesa. Kelembaban udara berpengaruh pula terhadap pertumbuhan fisik tumbuhan. Sedangkan angin berguna untuk proses penyerbukan. Faktor iklim yang berbeda-beda pada suatu wilayah menyebabkan jenis tumbuhan maupun hewannya juga berbeda.. Tanaman di daerah tropis, banyak jenisnya, subur dan selalu hijau sepanjang tahun karena bermodalkan curah hujan yang tinggi dan cukup sinar matahari. Berbeda dengan tanaman di daerah yang beriklim sedang, ragam tumbuhannya tidak sebanyak di daerah tropis yang kaya sinar matahari, di sana banyak ditemui pohon berkayu keras dan berdaun jarum. Daerah Gurun yang beriklim panas dan kurang curah hujan, hanya sedikit tumbuhan yang dapat menyesuaikan diri, seperti misalnya pohon Kaktus dapat tumbuh subur, karena mempunyai persediaan air dalam batangnya. Kehidupan faunanya juga sangat bergantung pada pengaruh iklim yang mampu memberikan kemungkinan bagi kelangsungan hidupnya. Binatang di daerah dingin beda dengan binatang di daerah tropis, dan sulit menyesuaikan diri bila hidup di daerah tropis yang beriklim panas.


Gambar 1.2. Pohon kaktus dapat tumbuh subur di daerah gurun pasir berkat simpanan air dalam batangnya. Hujan hanya turun sekali setahun saja.
Gambar 1.3. Beruang Kutub binatang khas daerah Kutub, berbulu tebal.


b. Tanah
Tanah banyak mengandung unsur-unsur kimia yang diperlukan bagi pertumbuhan flora di dunia. Kadar kimiawi berpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanah. Keadaan struktur tanah berpengaruh terhadap sirkulasi udara di dalam tanah sehingga memungkinkan akar tanaman dapat bernafas dengan baik. Keadaan tekstur tanah berpengaruh pada daya serap tanah terhadap air. Suhu tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan akar serta kondisi air di dalam tanah. Komposisi tanah umumnya terdiri dari bahan mineral anorganik (70%-90%), bahan organik (1%-15%), udara dan air (0-9%). Hal-hal di atas menunjukkan betapa pentingnya faktor tanah bagi pertumbuhan tanaman. Perbedaan jenis tanah menyebabkan perbedaan jenis dan keanekaragaman tumbuhan yang dapat hidup di suatu wilayah. Contohnya di Nusa Tenggara jenis hutannya adalah Sabana karena tanahnya yang kurang subur. Perhatikan hutan di daerah yang subur di pegunungan dengan hutan di daerah yang tanahnya banyak mengandung kapur atau tanah liat. Apakah ada perbedaan keanekaragaman tanamannya?

Gambar 1.4. Tanaman di daerah rawa ini tidak subur karena
mineral sukar menyerap melalui lumpur.

c. Air
Air mempunyai peranan yang penting bagi pertumbuhan tumbuhan karena dapat melarutkan dan membawa makanan yang diperlukan bagi tumbuhan dari dalam tanah. Adanya air tergantung dari curah hujan dan curah hujan sangat tergantung dari iklim di daerah yang bersangkutan. Jenis flora di suatu wilayah sangat berpengaruh pada banyaknya curah hujan di wilayah tersebut. Flora di daerah yang kurang curah hujannya keanekaragaman tumbuhannya kurang dibandingkan dengan flora di daerah yang banyak curah hujannya. Misalnya di daerah gurun, hanya sedikit tumbuhan yang dapat hidup, contohnya adalah pohon Kaktus dan tanaman semak berdaun keras. Di daerah tropis banyak hutan lebat, pohonnya tinggi-tingi dan daunnya selalu hijau.

d. Tinggi rendahnya permukaan bumi
Faktor ketinggian permukaan bumi umumnya dilihat dari ketinggiannya dari permukaan laut (elevasi). Misalnya ketinggian tempat 1500 m berarti tempat tersebut berada pada 1500 m di atas permukaan laut. Semakin tinggi suatu daerah semakin dingin suhu di daerah tersebut. Demikian juga sebaliknya bila lebih rendah berarti suhu udara di daerah tersebut lebih panas. Setiap naik 100 meter suhu udara rata-rata turun sekitar 0,5 derajat Celcius. Jadi semakin rendah suatu daerah semakin panas daerah tersebut, dan sebaliknya semakin tinggi suatu daerah semakin dingin daerah tersebut. Oleh sebab itu ketinggian permukaan bumi besar pengaruhnya terhadap jenis dan persebaran tumbuhan. Daerah yang suhu udaranya lembab, basah di daerah tropis, tanamannya lebih subur dari pada daerah yang suhunya panas dan kering.


Gambar 1.5. Dibatasi oleh jalan raya, di sebelah kiri jalan adalah daerah delta sungai Nil yang subur
dan gurun tandus di sebelah kanan jalan. Airlah yang menyebabkan perbedaan itu.

e. Manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan
Manusia mampu mengubah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Misalnya daerah hutan diubah menjadi daerah pertanian, perkebunan atau perumahan dengan melakukan penebangan, reboisasi,.atau pemupukan. Manusia dapat menyebarkan tumbuhan dari suatu tempat ke tempat lainnya. Selain itu manusia juga mampu mempengaruhi kehidupan fauna di suatu tempat dengan melakukan perlindungan atau perburuan binatang. Hal ini menunjukan bahwa faktor manusia berpengaruh terhadap kehidupan flora dan fauna di dunia ini. Selain itu faktor hewan juga memiliki peranan terhadap penyebaran tumbuhan flora. Misalnya serangga dalam proses penyerbukan, kelelawar, burung, tupai membantu dalam penyebaran biji tumbuhan. Peranan faktor tumbuh-tumbuhan adalah untuk menyuburkan tanah. Tanah yang subur memungkinkan terjadi perkembangan kehidupan tumbuh-tumbuhan dan juga mempengaruhi kehidupan faunanya. Contohnya bakteri saprophit merupakan jenis tumbuhan mikro yang membantu penghancuran sampah-sampah di tanah sehingga dapat menyuburkkan tanah.


Kini materi di kegiatan 1 telah selesai. Bacalah kembali agar lebih memperdalam penguasaan Anda. Pergunakan peta untuk lebih memperjelas pemahaman Anda tentang wilayah persebaran flora dan fauna di Indonesia. Diskusikan dengan teman atau guru bila ada yang perlu Anda diskusikan atau kurang jelas. Kemudian kerjakanlah tugas di bawah ini untuk menguji seberapa jauh pemahaman Anda.